Analisis Perkembangan Internet Broadband di Daerah Perbatasan Sulawesi Utara

Main Article Content

Riva'atul Adaniah Wahab

Abstract

Adopsi teknologi internet broadband dapat memberikan dampak ekonomi bagi masyarakat perbatasan. Karenanya pemerataan pembangunan internet broadband di wilayah  ini harus segera diwujudkan. Penelitian deskriptif kuantitatif ini dilaksanakan di wilayah perbatasan Provinsi Sulawesi Utara untuk mengetahui kondisi aspek supply dan demand perkembangan internet broadband di wilayah tersebut. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa dari aspek supply, kondisi infrastruktur masih sangat kurang, ketersediaan layanan internet broadband berkualitas tinggi dengan tarif rendah juga masih sulit diwujudkan. Dari aspek demand, stigma atau persepsi masyarakat bahwa internet tidak penting menjadi salah satu faktor penyebab tidak memiliki akses internet. Adapun hambatan yang paling dominan adalah ketidakpahaman dalam penggunaan internet. Faktor ini juga menjadi mendasari literasi internet broadband masyarakat pada level 0 yaitu  tidak peduli akan pentinya internet. Menanggapai kondisi ini, penyusunan dan penetapan kebijakan serta regulasi seperti QoS layanan, tarif interkoneksi, infrastructure sharing dibuat untuk menyediakan internet broadband berkualitas tinggi dengan harga murah. Selain itu distribusi perangkat mobile berharga murah (smartphone) juga perlu didorong dengan penerapan TKDN untuk produksi perangkat. Tidak kalah pentingnya adalah peningkatan literasi internet broadband masyarakat melalui sosialisasi atau pelatihan baik formal maupun nonformal.


Abstract

 

Adoption of internet broadband internet can provide the economic impact for border communities. Hence equitable development of internet broadband in the region should be immediately implemented. This quantitative descriptive study was conducted in the border region of North Sulawesi to determine the condition of supply and demand aspects of the development of internet broadband. Based on the results, it can be concluded that from the aspect of supply, the condition of the infrastructure is still insufficient, the availability of high-quality internet broadband services with low rates are still difficult to realize. From the aspect of demand, stigma or the community perception that the internet is not important makes the people don't have internet access. The barriers is predominantly lack of knowledge in internet usage. This factor also causes community internet broadband literacy at level 0. As solutions, the preparation and establishment of policies and regulations such as the QoS service, interconnection, infrastructure sharing can provide high-quality internet broadband internet at a cheaper price. Besides the distribution of valuable mobile device (smartphone) should also be encouraged by the application of local content level for the production of the device. No less important is the increase of community lietracy in internet broadband through socialization or training, both formal and informal.

Article Details

Section
Articles

References

GPP. (2009). Technical Specification Group Services and System Aspects: End-to-end Multimedia Services Performance Metrics. Technical Report.

Arkatut, Robi. (2013). “Dampak Penggunaan Telepon Seluler Terhadap Pola Perilaku Remaja di Perbatasan (Studi kasus di Desa Jasa Kecamatan Ketungau Hulu Kabupaten Sintang)”, Jurnal Ilmu Sosiatri 2, no. 2.

Asosiasi Penyedia Jasa Internet Indonesia. (2015). Profil Pengguna Internet Indonesia 2014. Disunting oleh Puskakom UI Jakarta. Jakarta: Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia.

Atmadji, Eko. (2012). “Penentuan Harga pada Jaringan Interkoneksi Telekomunikasi: Sebuah Studi Pustaka”. Jurnal Sinergi, hal. 1-8.

Badran, Mona Farid. (2012). “The Impact of Broadband Infrastructure on Economic Growth in Some Arab and Emerging Countries”, Middle Eastern and North African Economies (Loyola University), hal. 278-310.

Bappenas. (2004). Kebijakan dan Strategi Umum Pengelolaan Kawasan Perbatasan. Jakarta: Bappenas.

BPPKI Manado. (2015). Studi Pemanfaatan Internet Broadband di Wilayah Perbatasan. Manado: BPPKI Manado.

BPS Kabupaten Kepulauan Sangihe. (2011). Sangihe Dalam Angka 2011. Kabupaten Kepulauan Sangihe: BPS Kabupaten Kepulauan Sangihe.

BPS Kabupaten Kepulauan Talaud. (2013). Kepulauan Talaud Dalam Angka 2013. Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara: BPS Kabupaten Kepulauan Talaud.

Curran, James, Natalie Fenton, and Des Freedman. (2016). “Misunderstanding The Internet“, Pedagoges: An International Journal, 2016 Vol 11 No. 2: 270 – 277.

European Commision. 2016. https://ec.europa.eu/digital-single-market/en/desi.

Fogg, John Milton. (2004). The Greatest Networker in The World. New York: The Three Rivers Press.

Hakim, Muhammad Fauzul. (2015). Pengaruh Atribut Produk Terhadap Kepuasan Pelanggan (Studi Kasus pada Pelanggan Speedy PT. Telkom Yogyakarta). Skripsi. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Indriani, Mita. (2015). “Pengaruh Literasi dalam Mendukung Kesuksesan PLIK di Bambanglipuro”, Buletin Pos dan Telekomunikasi Vol. 13, no. 1, hal. 35 – 42.

Kementerian Komunikasi dan Informatika. (2012). Komunikasi dan informatika Indonesia: Buku putih 2012. Jakarta: Badan Litbang SDM.

Kementerian Komunikasi dan Informatika. (2015). Komunikasi dan Informatika Indonesia: Buku Putih 2015. Jakarta: Badan Litbang SDM.

MajalahICT. (2015). “Pemerintah Review Kebijakan Interkoneksi & Tarif”, Majalah ICT, hal 13-16.

Mastel. 2016. Standar Layanan Internet Indonesia. http://www.mastel.id/standar-layanan-internet-di-indonesia/.

Maulidia, Nia, Siti Rochimah, dan Achmad Affandi. (2013). “Pengembangan Prosedur untuk Optimalisasi Kualitas Sistem & Layanan Jaringan TIK dengan COBIT4.1 dan ITIL.V3”, Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVII Program Studi MMT-ITS, Februari 2013.

Miniwatts Marketing Group. Asia Stats: Internet usage in Asia. 2012. http://www.internetworldstats.com/stats3.htm.

OECD. (2008). Whitepaper BWA. Paris: OECD.

Piamrat, K., A. Ksentini, C. Viho, dan J.M. Bonnin. (2008). “QoE-aware Admission Control for Multimedia Applications in IEEE 802.11 Wireless Network”, Vehicular Technology Conference.

PIH Kementerian Kominfo. (2015). “Akankah nasib 4G seperti 3G?”, Monitoring: Berita dan Opini Publik di Media Massa, 4 Agustus 2015, hal 10.

Puslitbang APTIKA dan IKP. (2016). Laporan Akhir Study Ekonomi Digital di Indonesia: Sebagai Pendorong Utama Pembentukan Industri Digital Masa Depan. Jakarta: Puslitbang APTIKA dan IKP.

Robianto, Riska. (2016). ”Pengembangan Sistem Pengendalian Traffic dan Web Filtering Pada Jaringan Internet Berbasis Hotspot”, Jurnal IPTEKS Terapan 10, no. 2.

Setyanti, E. P. 2016. Pro Kontra Pandangan Operator Terhadap Program Network Sharing Kemkominfo. https://id.techinasia.com/pro-kontra-network-sharing-telekomunikasi-indonesia.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Tim Indikator TIK Indonesia. (2011). Indikator TIK Indonesia 2011. Jakarta: Puslitbang PPI-Kominfo.

Wahab, Riva'atul Adaniah. (2013). “Analisis Quality of Experience Layanan Telekomunikasi Seluler Masyarakat Kabupaten Kepulauan Sangihe”, Buletin Pos dan Telekomunikasi 11, no. 3, hal. 173-188.

Widi, Restu Kartiko. (2010). Asas Metodologi Penelitian: Sebuah Pengenalan dan Penuntun Langkah Demi Langkah Pelaksanaan Penelitian. Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.

World Bank. (2009). Information and Communications for Development 2009: Extending Reach and Increasing Impact. World Bank Group.