Dinamika Tata Kelola Kebijakan Industri Penyiaran dan Telekomunikasi Indonesia Menuju Konvergensi: Sebuah Studi Paradigma Interpretatif

Main Article Content

Vience Mutiara Rumata

Abstract

Abstrak

Konvergensi antara penyiaran dan telekomunikasi di Indonesia tidak terhindarkan seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) serta ketatnya persaingan dalam industri keduanya. Kedua industri telah mengintegrasi TIK sebagai nilai tambah dari layanan ataupun produk yang ditawarkannya. Meski demikian, tata kelola kedua industri ini masih terpisah yakni melalui UU Penyiaran tahun 2002 dan UU Telekomunikasi tahun 1999. Di saat RUU konvergensi telematika belum menemukan titik terang, regulator berupaya merevisi kedua UU tersebut. Studi ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan kerangka paradigma interpretatif dengan berlandaskan teori neo-institusionalisme, yakni historical institutionalism. Studi ini bertujuan untuk memahami relasi kekuasaan serta pandangan para pemangku kebijakan dalam mengatur industri penyiaran dan telekomunikasi di era konvergensi. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara mendalam kepada narasumber yang dipilih secara purposif yakni Kemkominfo, KPI, BRTI, dan DPR, selama Januari-Februari 2015. Setiap institusi memiliki path dependence yang berbeda antar satu dengan yang lain, sehingga membentuk pola distribusi kekuasan berbeda dalam prosedur pembuatan kebijakan. Proposal revisi UU baik dari Kemkominfo dan KPI tidak mengatur hal-hal yang berkaitan dengan konvergensi. Akan tetapi, perebutan otoritas antar kedua institusi tersebut justru menjadi fokus dalam proposal tersebut. Kemkominfo, sebagai inisiator UU Telekomunikasi, berencana untuk mengubah revisi UU tersebut menjadi UU konvergensi. Fokus utama revisi tersebut adalah upaya untuk memfasilitasi interkoneksi dan internetworking dalam infrastruktur digital sebagai fondasi ekosistem konvergensi.

 

 

Abstract

The convergence between broadcasting and telecommunication in Indonesia is envitable as the growing information and communication technology and the growing competition in both industries. These industries have integrated ICT as part of their value added services in their business. Nevertheless, the policy governance of these industries is remains distinctively separated under two main laws: the 2002 Broadcasting Law and the 1999 Telecommunication Law. Whilst the regulators failed to meet the agreement to enact the convergence bill, the only way is to synergize the revision of both laws to regulate the convergence. This study is descriptive-qualitative study with interpretative paradigm and base on New Institutionalism theoretical framework. This study aims to understand the power relation as well as point of views of the regulators in regulating the broadcasting and telecommunication in convergent era. The primary data tool is in depth interview to purposively sampled respondents who are from four institutions: the Kemkominfo, KPI, BRTI, and DPR, within January-february 2015. The path dependence of these institutions is differ one to another which determine the power contribution in shaping the policy outcome. The emerging proposals of the Broadcasting Law revision are not regulating convergence in detail. Instead, the dispute of authoritical power between KPI and Kemkominfo was reflected in the proposals. Kemkominfo, which was the initiator of the Telecommunication Law, is planning to turn the revision of the law into convergence law. The main focus is to facilitate the interconnection and internetworking of digital infrastructure between telecommunication and internet. 

Article Details

Section
Articles

References

ACMA. (2011). Converged Legislative Frameworks – International Approaches. Occasional Paper. July 2011. Australian Communication and Media Authority.

Ariyanti; S. (2013) Studi Pemanfaatan Digital Dividend untuk Layanan Long Term Evolution (LTE). Buletin Pos dan Telekomunikasi. 11(3): 189-208.

Azmi; R. (2013) Analisis Model Bisnis Penyelenggaraan Televisi Digital Free-to-Air di Indonesia. Buletin Pos dan Telekomunikasi. 11(4):265-280.

BPS (2014) ‘Pertumbuhan Ekonomi Indonesia: Pertumbuhan PDB Tahun 2013 Mencapai 5;78 persen’. Berita Resmi BPS. http://www.bps.go.id/brs_file/pdb_05feb14.pdf [diakses pada 29 Januari 2015]

Barbour; R.R. (2008) Introducing Qualitative Research. SAGE publications Ltd. London

Creswell; J.W. (2003). Research design: Qualitative; quantitative; and mixed methods approaches (2nd ed.). Thousand Oaks: Sage.

Denzin; N. (1994) The art and politics of interpretation dalam Handbook of Qualitative Research. pp.500-515. Sage publication. California.

DPR (2015) ‘Tentang DPR’ http://www.dpr.go.id/tentang/fraksi [tanggal akses 11 Maret 2015]

DPR (2015) ‘Tentang Komisi I’ http://www.dpr.go.id/akd/index/id/Tentang-Komisi-I [tanggal akses 11 Maret 2015]

DPR (2015) ‘Program Legislasi Nasional 2015-2019’ http://www.dpr.go.id/uu/prolegnas-long-list [tanggal akses 19 Agustus 2015].

Gatra online (2014) ‘MNC Serius Garap Broadband dan IPTV di Indonesia’.

http://www.gatra.com/ekonomi-1/61421-mnc-serius-garap-broadband-dan-iptv-di-indonesia.html [tanggal akses 25 Agustus 2015].

Greener; Ian. (2005). State of Art: the Potential of Path Dependence in Political Studies. Politics 25(1): 62-72.

Gordon; R. (2003). Convergence Defined. Digital Journalism: Emerging Media and the Changing Horizons of Journalism (ed. Kevin Kawamoto). Rowman& Littlefield Publishers. Washington http://www.ojr.org/ojr/business/1068686368.php (tanggal akses 20 Mei 2015).

Hutabara; D.P. (2014) Tinjauan terhadap Model Bisnis Penyelenggaraan Penyiaran TV Digital. COMTECH. 5(1):485-494.

Jiwani N. F. Krawchenko; T. (2014). Public Policy; Access to Government; and Qualitative Research Practices: Conducting Research within a Culture of Information Control. Canadian Public Policy/ Analyse de Politiques. March 2014: 57-66

Komisi I DPR (2015) ‘Laporan Singkat’ http://www.dpr.go.id/dokakd/dokumen/K1-Lapsing-Rapat-kerja-Komisi-I-DPR-RI-dengan-Menkominfo-RI-1423014508.pdf [tanggal akses 11 Maret 2015]

KPI Pusat (2015) KPI: Seleksi Anggota KPI PUsat 2013-2016 Berjalan Sesuai Prosedur http://www.kpi.go.id/index.php/lihat-terkini/40-topik-pilihan-2/31465-kpi-seleksi-anggota-kpi-pusat-2013-2016-berjalan-sesuai-prosedur (tanggal akses 25 September 2015)

Lin; T.T.C. 2013. Convergence and Regulation of Multi-Screen Television: The Singapore Experience. Telecommunication Policy. 37(2013):673-685.

Menon; S. 2006. Policy Initiative Dilemmas Surrounding Media Convergence: A Cross National Perspective. Prometheus. 24 (1): 59-80.

Merriam; S.B. 2009. Qualitative Research: A Guide to Design and Implementation. San Francisco: Jossey-Bass.

Merriam; S.B. 2014 Qualitative Research: A Guide to Design and Implementation; Revised and Expanded from Qualitative Research and Case Study Applications in Education. Jossey-Bass. San Fransisco

Nalle; Victor Imanuel W. 2013. Kewenangan Yudikatif Dalam Pengujian Peraturan Kebijakan: Kajian Putusan Nomor 23 P/HUM/2009. Jurnal Yudisial. 6(1):33-47.

Nugroho; Riant. 2014. Public Policy: Teori; Manajemen; Analisis; Konvergensi; dan Kimia Kebijakan (edisi kelima). PT Elex Media Komputindo. Indonesia.

Resmadi; I; Yuliar;S. 2014. Kajian Difusi Inovasi Konvergensi Media di Harian Pikiran Rakyat. Jurnal Sosioteknologi. 13(2): 110-118

Riska; M. (2014) ‘Penyedia multipleksing siap sewakan kanal’.

http://industri.kontan.co.id/news/penyedia-multipleksing-siap-sewakan-kanal (tanggal akses 24 Maret 2015)

Setiawan; D. (2014) “Perkembangan Teknologi Telekomunikasi Wireless dan Tantangan bagi Indonesia ke depan”. Paparan dalam Seminar Sistem Telekomunikasi dan Informasi (SSTI) 2014; Unika Atmajaya.

SDPPI website (2015) ‘Profil> Sejarah Singkat’. http://sdppi.kominfo.go.id/artikel-sejarah-singkat-1-2 (tanggal akses 25 September 2015)

Shin; D-H. (2005) Technology Convergence and Regulatory Challenge: a Case from Korean Digital Media Broadcasting. Info. 7(3):47-58

Tapsell; R. (2014) Platform Convergence in Indonesia: Challenges and Opportunities for Media Freedom. Convergence: the International Journal of Research into New Media Technologies. May (2014):1-16

Thierer; A. (2005) Are “Dumb Pipe” Mandates Smart Public Policy? Vertical Integration; Net Neutrality; and the Network Layers Model. Journal on Telecommunications & High Technology Law 3(2): 275-308.

Tierney; W.G. Clemens; R.F. (2011) Qualitative Research and Public Policy: The Challenges of Relevance and Trustworthiness. Higher Education: Handbook of Theory and Research (ed. John C. Smart and Michael B. Paulsen). Springer. New York.

Werbach; K (2005) 'Breaking the Ice: Rethinking Telecommunications Law for the Digital Age'; Journal On Telecommunications & High Technology Law. 4(1): 59-95 .

Wibawa; A. Afifi; S; dan Prabowo; A. (2010) Model Bisnis Penyiaran Televisi Digtial di Indonesia. Jurnal Ilmu Komunikasi. 8(2):117-130.

Willis; W.J. (2007) Foundations of Qualitative Research. Sage Publications. United States of America.

Dokumen

• Undang-Undang No. 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran

• Rancangan Undang-Undang Tentang Penyiaran Usulan Pemerintah

• Rancangan Undang-Undang Tentang Penyiaran Usulan KPI

• Peraturan Menteri Kominfo No.22/ PER/M.KOMINFO/11/2011 tentang Penyelenggaraan Penyiaran Televisi Digital Terrestrial Penerimaan Tetap tidak Berbayar

• Peraturan Menteri Kominfo No. 23/PER/M.KOMINFO/11/2011 tentang Rencana Induk Frekuensi Radio untuk Keperluan Televisi Siaran Digital Terestrial Pada Pita Frekuensi Radio 478 – 694 MHz

• Peraturan Menteri Kominfo No. 18/2012 tentang Tata Cara Perhitungan Tarif Sewa Saluran Siaran Pada Penyelenggaraan Penyiaraan Multipleksing

• Peraturan Menteri Kominfo No. 32/2013 tentang penyelenggaraan penyiaran televisi secara digital dan penyiaran multipleksing melalui sistem terrestrial

• Peraturan Menteri Kominfo No. 15/2014 tentang penyelenggaraan layanan televisi protokol internet

• Surat Putusan Mahkamah Konstitusi No.031/PUU-IV/2006

• Putusan Mahkamah Konstitus. Perkara No 005/PUU-I/2003. Berita Negara Republik Indonesia No 63 tahun 2004. 6 Agustus 2004.

• “Dokumen Konsultasi Publik: Penyempurnaan Regulasi Tarif dan Interkoneksi” http://web.kominfo.go.id/sites/default/files/users/1536/Dokumen%20Penyempurnaan%20Regulasi%20Tarif%20dan%20Interkoneksi%20-%20Konsultasi%20Publik.pdf [tanggal akses 30 Januari 2015]

• ‘Kebijakan Akselerasi Pengembangan Broadband di Indonesia’; presentasi Dirjen PPI pada Rakornas Kemkominfo 2013 http://web.kominfo.go.id/sites/default/files/Paparan%20Bapak%20Dirjen%20PPI%20Rakornas%202013.pdf [tanggal akses 19 Maret 2015]

• Siaran Pers Aliansi Jurnalis Independen (AJI). 2014. ‘Cabut Permen Kominfo No 32/2013 atau Pidanakan Tifatul’. http://melekmedia.org/kajian/pantau-media/cabut-permen-kominfo-no-322013-atau-pidanakan-tifatul// (tanggal akses 18 Maret 2015).

• Siaran Pers Humas Kemkominfo No.9/PIH/KOMINFO/2/2015 ‘Seleksi Calon Anggota Regulasi Telekomunikasi Indonesia (KRT-BRTI) Peride 2015-2018’. http://sdppi.kominfo.go.id/?mod=news&action=view&cid=26&page_id=2284&lang=en (tanggal akses 25 September 2015).